Menjadi Ahli Qur’an bersama Lembaga Tahfizh Qur’an Syahid
Assalamualaikum, sobat Quran! Bagaimana kabar hari-harimu bersama Al-Quran? Semoga semakin termotivasi untuk terus mempelajarinya, ya! Karena orang-orang yang paling Allah cintai adalah mereka yang senantiasa dekat dengan Al-Quran.
Motivasi menjadi sahabat Al-Qur’an tentunya harus ditumbuhkan. Cara menumbuhkan motivasi ini dilakukan oleh Lembaga Tahfizh Al-Quran Syahid (LTQ Syahid) dengan menyelenggarakan Kuliah Perdana LTQ Syahid pada Kamis, 22 Februari 2018 di Aula Student Center UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Acara yang bertemakan “Indahnya Hidup di Bawah Naungan Al-Quran” ini dihadiri oleh pembicara luar biasa, lho! Prof. Dr. M. Yunan Yusuf, MA, guru besar UIN Syarif Hidyatullah Jakarta dan penulis Tafsir Khuluqun ‘Azhim dan Kak Aditya Teguh, mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang memiliki hafaln 30 juz! (Maa Syaa Allah)
Dalam sambutannya, Nabil Asad Al-Quds, pengurus LTQ Syahid mengungkapkan, bahwa Tahfidz merupakan cita-cita LTQ Syahid. Tetapi, dalam menempuh proses menghafal Al-Quran, kita perlu melewati tahap tahsin. “Agar proses menghafalnya mudah, maka perlu mengikuti tahsin terlebih dahulu” ucap Nabil. Ia pun memberikan motivasi untuk terus dekat dengan al-Quran sebagai pedoman hidup, karena Al-Quran yang akan membantu kita dalam kesulitan urusan dunia.
Pada materi pertama yang disampaiakan oleh Prof. Dr. M. Yunan Yusuf, MA mengenai Tafsir Surah Al-Mulk dalam Tafsir Khuluqun’Azhim, beliau menyampaikan isu terpenting dari surat Al-Mulk adalah pada ayat ketiga. ” Alam semesta ini diciptakan dengan harmoni. Manusia dapat mengetahui karena manusia mempelajari dan menciptakan pengetahuan” jelas Prof. Dr. M. Yunan Yusuf mengawali materinya.
Beliau juga memberikan motivasi kepada para hadirin dengan memberikan tiga poin penting dalam menghfal al-Qur’an. Pertama, kalau sudah berniat sejak awal menjadi penghafal Al-Quran, jangan pernah mundur apapun yang terjadi. Kalau ada gangguan lalu munudr, akan sulit untuk kembali; Kedua, jangan punya target; tetapi harus jadi kebiasaan sehari-hari; Ketiga, pergunakan ayat yang kita hafal pada shalat.
“Al-Quran adalah sajian Allah kepada manusia. Jika kita ingin berbicara kepada Allah, bacalah Al-Qur’an. Sajian itu adalah kebutuhan. dalam konteks Al-Quran, pada posisi ini Al-Qur’an menjadi kebutuhan primer.”- Prof. Dr. M. Yunan Yusuf
Selanjutnya motivasi yang disampaiakan oleh Kak Aditya Teguh. Ia menceritakan kondisi saat sebelum masuk kuliah yang dikategorikan sebagai anak ‘bandel’. Motivasi mempelajari Al-Quran datang ketika ia masuk pesantren saat duduk di Sekolah Menengah Pertama dan berhasil menghafal 20 juz. Kak Aditya mengaku bahwa ia mendapatkan banyak tantangan dalam menjaga hafalan Al-Quran. “Kunci untuk menghafal ada tiga; niat yang kuat, optimisme, dan konsisten muroja’ah” tegas Kak Aditya.
Terdapat beberapa poin yang disampaikan Kak Aditya yang menjadi motivasi untuk menghafal:
- Tertarik dengan ulumul Qur’an
- Ingin membuktikan bahwa Al-Qur’an itu terbukti keotentikannya dan tidak ingin para orientalis mengolok-olok kitab suci Al-Qur’an
- Karena ingin memberikan kepada orangtuanya kebahagiaan dunia dan akhirat dengan mempersembahkan mahkota di akhirat kelak.
- Carilah teman yang bisa diajak moraja’ah atau menyimak hafalan.
Nah, saat menjalani perkuliahan yang padat merayap dengan agenda organisasi dan tugas kuliah, Kak Aditya memberikan solusi, nih!
“Kalau kamu sibuk dengan kuliah dan tugas-tugasmu, carilah waktu khusus misal 1-2 jam untuk Al-Qur’an.”- Kak Aditya.
Nah, sobat Qur’an, selain memberikan cara untuk menyisihkan waktu khusus untuk menghafal, Kak Aditya pun memberikan solusi untuk mengikuti lembaga Tahfidz Al-Qur’an, contohnya adalah Lemabaga Tahfizh Al-Qur’an Syahid.
Kalian tertarik untuk mengikuti LTQ Syahid? Yuk, daftar di sini 🙂
Gapai Ridha Allah dengan menjadi sahabat Al-Qur’an! ^_^